Jumat, 11 Desember 2020

Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Budaya Positif

Budaya memberikan makna kepada guru untuk bagaimana berlaku atau bertindak dalam seluruh proses pendidikan dan kepada siswa bagaimana mereka menciptakan suasana positif di dalam ruang kelas. Pendidikan seyogyanya mampu menciptakan kebiasaan kebiasaan yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Motivasi instrinstik harus ditumbuhkan dalam setiap pembelajaran dikelas. Guru harus mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang nyaman, humanis dan berkarakter agar tujuan pendidikan tercapai. Salah satu ruang lingkup kecil yang harus kita jadikan wadah belajar yang menyenangkan adalah kelas. Untuk itu diperlukan membangun budaya positif dikelas yang merangkul semua harapan,impian dan tujuan siswa dalam menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan menyenangkan.  Harapannya budaya positif ini dapat menumbuh kebiasaan kebiasaan baik yang membangun motivasi intrinsik siswa yang nantinya bermanfaat bagi orang sekitarnya maupun lingkungannya. 
Upaya untuk membangun budaya positif disekolah guru harus bekerja sama dengan kepala sekolah serta orang tua yaitu dengan sebagai guru harus memiliki peran kunci dalam pengembangan budaya  positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik, Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan budaya positif. Kepala sekolah harus memastikan para guru dan karyawan  mendapatkan dukungan dalam menerapkan budaya positif di sekolah serta Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan budaya  positif. 

Oleh karena itu diperlukan guru harus sebagai manager dalam menerapkan budaya positif disekolah. Budaya positif dikelas bisa dikembangkan dengan membuat kesepakatan kelas dimana langkah-langkahnya sudah disebutkan di Demonstrasi Kontekstual – Menerapkan Budaya Positif Rencana pengembangan diri. 

Sebelum melakukan kesepakatan kita harus mengenal terlebih dahulu peraturan yang bagaimana dikatakan baik. Peraturan yang baik adalah dinyatakan dalam kalimat positif, terdiri dari sedikit saja pernyataan (siswa tidak bisa mengingat terlalu banyak aturan), harus bisa ditegakkan, bila diubah/disesuaikan bila tidak berfungsi, dibuat bersama siswa, dipahami siswa, harus menerima konsekuensi jika peraturan terjadi. Setelah kita paham dan mengenal kriteria perauran yang efaktif itu kita akan melakukan diskusi bersama siswa dlam merumuskan kesepakatan kelas.

Tahapan melakukan tahapan kelas dimasa pandemi dengan sistem daring: 

1. Guru mengutarakan pertanyaan pematik tentang kelas impian siswa (kelas yang mereka impikan agar terciptakan lingkunga belajar yang kondusif dan menyenangkan) yang nantinya bersama sama dirumuskan menjadi kesepakatan kelas melalui telegram.



2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan ide dan pendapat di chaat room telegram tentang apa yang harus dilakukan agar kelas impian sesuai harapan siswa.



3. Berdasarkan ide tersebut guru dan murid berdiskusi bersama membuat kesepakatan kelas yang berisi kalimat positif



4. Siswa diberi waktu untuk menandatangani kesepakatan kelas melalui kertas dan hasil anda tangan difoto untuk dikirimkan ke telegram grup kelas.



Budaya positif

5. guru dan siswa membaca kembali kesepakatan kelas yang sudah disepakati dengan harapan siswa bertanggungjawab dan komitmen menjalankan kesepakatan kelas yang telah disepakati

6. Kedepannya guru bersama siswa dapat merefleksi apa yang telah diperbuat untuk kemajuan yang akan datang.

Dari kesepakatan kelas yang telah dibuat hendaknya dapat menumbuhkan karakter positif pada diri siswa dan lingkungan belajar nyaman,menyenangkan akan terwujud dengan sendirinya


Video demonstrasi membuat kesepakatan melalui telegram





1 komentar:

Best Practise Pengaruh suhu,waktu dan pH KOMBUCHA

Menganalisis pengaruh suhu, pH serta waktu fermentasi pada pembuatan minuman KOMBUCHA   melalui analisis data menggunakan Artificial Intelli...